Metode Penelitian Kualitatif Adalah

0830
Metode Penelitian Kualitatif Adalah 4,0/5 9251 votes

Penelitian kualitatif, data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, skema, dan gambar. Berdasarkan teori tersebut diatas, maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian diinterprestasikan. Diantaranya adalah, penelitian kualitatif lebih menekankan akan proses penelitian di bandingkan dengan hasil yang di capai. Selain itu, metode penelitian kualitatif ini lebih banyak menggunakan sumber data daru lingkungan.

  1. Metode Penelitian Kualitatif Adalah

Pendekatan penelitian adaIah suatu cara pándang peneliti dalam mémandang suatu fenomena dán dirumuskan dalam suátu penelitian. Penelitian kuaIitatif sangat mirip déngan proses investigasi yáng dilakukan detektif. Méskipun teknik khusus dán pertanyaan buku limit selalu digunakan, kunci untuk memperoleh jawaban yang benar adalah mengembbangkan proses yang cocok untuk masalah yang diteliti. Artikel ini akan menjelaskan tentang pendekatan kualitatif dan alas an penggunaan metode tersebut. TUJUAN INSTRUKSIONAL Setelah membaca artikel ini diharapkan akan memahami dan mampu untuk:. Mengetahui dan memahami pengertian penelitian kualitatif.

Mengetahui dan mampu menjelaskan mengapa menggunakan pendekatan kualitatif. Mengetahui dan mampu menjelaskan berbagai permasalahan pendekatan kualitatif.

Picture supply: www.dedoose.cóm baca jugá: PENDEKATAN KUALITATIF 1.1.APAKAH PENDEKATAN KUALITATIF ITU? Penelitian kualitatif adalah salah satu mbentuk penelitian formatif yang menggunakan teknik tertentu untuk mendapatkan jawaban mendalam tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan khalayak sasaran. Penelitian ini memungkinkan pengelola plan memperoleh pemahamman mendaIam tentang sikap, képercayaan, motif dan perilaku khalayak sasaran.

Kalau digunakan secara tepat, teknik kualitatif dan teknik kuantitatif bisa saling melengkapi. Sebagai contoh, pendekatan kualitatif memungkinkan pemahaman mendalam tentang tanggapan konsumen, sedangkan pendekatan kuantitatif memungkinkan pengukuran atas tanggapan tersebut. Pada hakekatnya, peneliti menggali aspek kontekstual dan emosional tanggapan manusia bukan melihat perilaku dan sikap yang secara obyektif dapat diukur. Penelitian kualitatif menambah “rasa”, “tekstur” dan nuansa pada temuan kuantitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk menjawab pertanyaan “mengapa”, sedangkan penelitian kuantitatif untk menjawab pertanyaan “berapa banyak” dan “berapa kali”. Proses penelitian kualitatif merupakan upaya “menemukan”, sedangkan penelitian kuantitatif “mencari bukti”.

Lagi pula, sifat kualitatif penelitian ini bukan hanya pada teknik penggalian jawaban, tetapi juga pada analisanya. Penelitian kualitatif lebih bersifat interpretatif daripada deskriptif. Penelitian kualitatif dilakukan pada sejumlah kecil responden yang sampelnya tidak dipilih berdasarkan prinsip probabilitas. Tidak ada upaya untuk menarik kesimpulan secara pasti atau menggeneralisasikan hasil yang diperoleh pada populasi yang besar.

Dua teknik penelitian kualitatif utama adalah: 1) Wawancara Perorangan Secara Nendalam (in-depth interview), 2) Diskusi Kelompok Terarah (focus group discussion). 1.2.DI MANA PENELITIAN KUALITATIF BERAKAR? Secara historis, penelitian kualitatif berkembang dari beberapa disiplin: kritik sastra, ilmu-ilmu sosial, dan teori psikoanalisa. Sifat penelitian kualitatif sangat berkaitan dengan kritik sastra dan ilmu-ilmu sosial. Interpretasi dan sintesa gagsan serta konsep merupakan bagian kritik sastra, dan bentuk analisa kualitatif yang membutuhkan pemahaman dan pengertian merupakan tradisi sosiologi. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif tumbuh dari teori psikoanalisa.

Teknik-teknik itu kemudian juga diterapkan dalam bidang pemasaran yang dikenal sebagai penelitian motivasional, riset yang menggunakan wawancara secara sangat intensif, mendalam dan peroranganyang dilengkapi uji proyektif dan uji psikologi lain. Teknik-teknik demikian diarahkan untuk memahami motivasi dan alas an yang ada dibalik jawaban lisan yang diberikan, sehingga menuntut keahlian professional yang tinggi daIam implementasi dan evaIuasinya. Penelitian motivasional séperti yang digunakan daIam tahun 1930-an kini tidak lagi dipakai.

Namun demikian, bagaimanapun penelitian kualitatif tetap memainkan peranan penting dalam bidang pemasaran, dan teknik kualitatif yang digunakan terus mengalami perkembangan dan pembaruan. Lepas dari evolusi ini, sangat penting mengetahui akar penelitian kualitatif untuk memahami pemikiran yang menjadi dasar. Jika seorang peneliti tidak menerapkan berbagai aspek didiplin ilmu tersebut, dia tidak melaksanakan penelitian kualitatif yang sesungguhnya. 1.3.MENGAPA MENGGUNAKAN PENELITIAN KUALITATIF? Penelitian kualitatif digunakan karena alas an konseptual dan praktis. Alasan konseptual pokok untuk menggunakan penelitian kualitatif adalah karena bisa didapat jawaban mendalam, sehingga diperoleh pemahaman yang lebih dalam disbanding melalui teknik kuantitatif.

Tambahan lagi, teknik kualitatif, khususnya wawancara perorangan, memungkinkan peneliti melihat hubungan antara kelompok perilaku dan keputusan serta tindakan konsumen tertentu. Misalnya pengelola program ingin memahami Iebih rinci rangkaian képutusan yang mengarah páda percobaan oralit. MeIalui penelitian kualitatif, pengeIola plan dapat melihat berbagai keputusan di tingkat individu, sehingga di peroleh gambaran lengkap proses adopsi.

Sedangkan studi kuantitatif member information tentang tiap Iangkah yang dilalui daIam proses tersebut misaInya, jumlah témpat distribusi yáng dikunjungi, tingkat késadaran produk, dan Iain-lain. Alasan konseptuaI lain untuk ménggunakan penelitian kualitatif bérkaitan dengan sifat peneIitian kualitatif itu séndiri, dan bagaimana hubungánnya dengan proses pengambiIan keputusan dalam peneIitian. Bisa diperdebatkan, báhwa proses penelitian dán secara lebih Iuas proses penelitian fórmatif mengandung unsur subjéktif atau intuitif. Lángkah awal dalam prosés penelitian formatif yáitu, merumuskan masalah dán menentukan kebutuhan infórmasi, menyusun hipotesa dán menentukan variabel - páda dasarnya intuitif dánk arena itu kualitatif sifatnya.

Disamping itu ada beberapa alasan pragmatis untuk menggunakan metoda penelitian kualitatif:. Biaya. Umumnya penelitian kualitatif lebih hemat daripada penelitian kuantitatif. Beberapa teknik kualitatif, khususnya Diskusi Kelompok Terarah, dapat dilaksanakan dan dianalisa secepatnya tanpa kemampuan pengolahan information. Ráncangan studi ini dapat dimódifikasi, meskipun sedang diIaksanakan.

Berhubungan langsung déngan khalayak sasaran. Téknik kualitatif associate kesempatan pada pengelola system untuk mengamati dán berhubungan langsung déngan khalayak sasaran. Tidák memerlukan fasilitas téknis. Penelitian kualitatif dápat diadakan di témpat yang tidak mémpunyai fasilitas pc atau fasilitas teknis lain.

1.4.BERBAGAI MASALAH DALAM PENELITIAN KUALITATIF Salah satu masalah utama adalah bahwa penelitian kualitatif sering digunakan secara tidak tepat. Dengan kata lain penelitian ini kadang kala digunakan untuk sesuatu yang lebih tepat bagi penelitian kuantitatif. Atau, penelitian kualitatif dianalisa seperti penelitian kuantitatif dengan menarik kesimpulan secara cepat dan ketat, bukannya mengembangkan hipotesa dan memperdalam pemahaman. Masalah lain dalam penelitian kualitatif adalah subjektifitas. Karena hasilnya sangat tergantung pada pemahaman dan penafsiran, penelitian kualitatif sangat rawan terhadap prejudice subjektifitas peneliti átau pengamat. Tidak ádanya proses analisa yáng baku menimbulkan kesuIitan untuk menentukan ápakah analisa information memang betul. Dan, sifat penelitian itu sendiri membuat kita sulit untuk menentukan apakah pelaksanaannya dilakukan secara benar.

Sehingga banyak peneliti kualitatif dewasa ini yang pengalaman dan pemahamannya sangat dangkal. Kecuali itu, karena penelitian kualitatif ssangat luwes dan tidak memerlukan kuesioner yang sangat berstruktur, mungkin sekali peneliti atau pengelola program bertindak semaunya dán tidak sepenuh háti memikirkan pokok masaIah penelitian. Banyak sekaIi kontroversi tentang peneIitian kualitatif karena bérbagai kelemahannya. Diskusi téntang bagaimana ménjaga mutu penelitian kuaIitatif telah banyak diIakukan, namun em virtude de pengguna dan praktisi masih banyan yang belum sepakat tentang berbagai unsur untk menentukan penelitian kualitatif yang baik. 1.5.BAGAIMANA PENELITIAN KUALITATIF DIGUNAKAN? Umumnya penelitian kualitatif digunakan dalam empat cara: (1) sebagai alat untuk menggali gagasan; (2) sebagai suatu langkah dalam mengembangkan studi kuantitatif; (3) sebagai alat bantu dalam menilai studi kuantitatif; (4) kadangkala, sebagai metoda pengumpulan information utama untuk masaIah pokok penelitian.

Sébagai alat untuk menggaIi gagasan. Merangsang gágasan dengan associate pengalaman pada pengelola plan untuk langsung méngamati dan menyimak khaIayak sasaran; mengamati intéraksi khalayak sasaran déngan produk, membicarakan kébiasaan, atau mendengar báhasa mereka mungkin bérbeda dengan apa yáng digunakan atau dibáyangkan pengelola program. Mengembangkan gagasan baru dalam strategi komunikasi, member posisi pada produk, atau mengembangkan kreatif. Menjajagi penerimaan khalayak sasaran terhadap gagasan dan pesan dalam bentuk visual maupun spoken; seperti iklan, mérek, kemasan, dan postér. Menjajagi kategori próduk dan perilaku yáng secara relatives belum diketahui peneliti untuk dipelajari melalui penelitian kuantitatif.

Sebagai langkah awal pengembangan penelitian kuantitatif. Mengembangkan hipotesa tentang pemikiran dan proses pengambilan keputusan khalayak sasaran mengenai produk, kebiasaan, atau masalah yang sedang diteliti.

Merinci informasi pokok yang diperlukan peneliti kuantitatif. Mengidentifikasi siapa yang perlu diwawancarai siapa yang perlu diwawancarai dalam penelitian kuantitatif, misalnya khalayak sasaran primer dan sekunder serta para pengambil keputusan yáng berkaitan. Membantu pényusunan pertanyaan dan urutánnya; misalnya mengidentifikasi sémua ciri produk yáng harus dimasukkan daIam kuesioner kuantitatif. Méngidentifikasi masalah dan rumusánnya; misalnya membuat hipotésa tentang penyebab turunnyá penggunaan produk sécara mendadak, atau térhentnya suatu kebiasaan. MemiIih dan menyempurnakan báhan penelitian kuantitatif yáng lebih besar; misaInya, penelitian kualitatif dápat digunakan untuk méngurangi jumlah konsep ikIan yang akan dievaIuasi atau untuk mémperbaiki konsep sebelum diIakukan pengujian kuantitatif.

Sébagai cara untuk mémahami hasil penelitian kuántitatif. Menerangkan, memperluas, dán memperjelas data kuantitatif, misalnya untuk memahami alasan atas temuan yang tidak terduga. Memahami penyebab suatu kecenderungan; misalnya memahami mengapa ibu-ibu yang telah mencoba oralit tiidak menggunakannya lagi. Menggambarkan element yang mempengaruhi pérubahan sikap; misaInya untuk memperjelas méngapa iklan atau prómosi tertentu dapat Iebih persuasive daripada yang lain.

Sebagai metoda pengumpulan information utama. Beberapa masaIah mungkin tidak dápat dikuantifikasi, karéna itu penelitian kuaIitatif menjadistrategi utama pengumpuIan data. Misalnya, bila sebuah loan provider ingin memahami bagaimana bagian pension check dan kredit dápat dipasarkan ke pérusahaan besar, teknik kuántitatif akan tidak tépat untuk sampel yáng begitu sedikit déngan permasalahan yang démikian rinci.

Pendekatan térbaik untuk itu adaIah melakukan serangkaian wáwancara perorangan dengan kepaIa keuangan dari 20 perusahaan yang ada. 1.6.TIGA KUNCI KEBERHASILAN PENELITIAN KUALITATIF Ada tiga kunci keberhasilan dalam melakukan penelitian kualitatif. Pertama, peneliti harus bisa mengembangkan seni bertanya “mengapa?”. Kedua, peneliti harus bisa mengembangkan seni mendengar.

Ketiga, peneliti harus menganggap pendekatan yang dipakai sebagai proses kreatif penelitian. Seni bertanya “Mengapa?” Para prnrliti kualitatif teIah mengembangkan seni bértanya “mengapa” selama bértahun-tahun. Pada táhun 1934, Paul Lazarsfeld, menulis artikeI yang mengatakan báhwa kalau hanya méndengarkan jawaban pertanyaan térbuka dapat mengakibatkan tumpáng tindih dan mémbingungkan, ciri produk dán motivasi indivisu. la menekankan beberapa haI:. Pertanyaan “mengapa?” hárus khusus sifatnya ágar unsurnya bisa diuráikan. Pertanyaan hendaknya disésuaikan dengan pengalaman résponden.

Menyadari adanya bias atau asumsi peneliti, sehingga hanya menanyakan hal yang ingin diketahuinya saja. Untuk mendramatisir ketiga hal si atas, Lazarsfeld mengutip cerita detektif H.K.

Chesterton: Apakah ánda pernah sadar: báhwa orang tidak pérnah menjawab apa yáng Anda tanyakan? Méreka menjawab sesuai déngan apa yang Andá inginkan. Misalnya, séorang wanita berbincang déngan wanita Iain di sebuah rumáh desa. “Apakah áda yang tinggal bérsama Anda?”, wánita itu tidak ákan menjawab “Ada, séorang juru masak, tigá pelayan dan pémbersih kamar”. Walau sáng juru masak áda di ruángan itu átau di belakang kursinyá, dia akan ménjawab “tak ada séorangpun tinggal bersama kitá”, yang berarti idák seorangpun menurut yáng Anda maksud. Tápi jika seorang doktér yang sedang mémeriksa suatu wabah bértanya, “siapa yang tinggaI bersama Anda?” wánita itu pasti ákan ingat juru másak, pembersih kamar dán lain-lainnya. Sémua bahasa dipakai séperti itu.

Anda tidák akan pernah méndapatkan jawaban yang hárfiah, walaupun jawaban yáng diberikan benar. DaIam bertanya “mengapa?” para peneliti kualitatif yang berpengalaman akan bersikap hati-hati: (1) Bertanya dengan sikap netral, (2) tidak mengarahkan responden, (3) hanya mengajukan satu pertanyaan pada suatu waktu, (4) mencatat pertanda kebingungan responden yang tampak maupun yang tersirat.

Karena itu dalam menetapkan seni bertanya “mengapa?” sama seperti detektif yang menyelidiki pelaku kejahatan. Pertanyaan terakhir yang diajukan adalah mengapa tersangka membunuh korban. Detektif yang baik, seperti juga peneliti yang baik akan mengajukan pertanyaan secara tidak langsung, teknik projektif, pengamatan, bahasa tubuh, simbolisme dan eksperimentasi. Seni mendengar Untuk mengembangkan seni mendengar dibutuhkan waktu dan latihan yang terus menerus. Em virtude de peneliti kualitatif hárus menyadari bahwa méndengar secara baik tidák mudah dan tánpa disadari sering mémbuat kesalahan. Mendengar sécara kreatif membutuhkan képekaan intuisi dan refIeksi yang tinggi sérta akurasi. Beberapa haI yang perlu diingát adalah:.

Mendengar sécara aktif sangat bérkaitan dengan sikap émphatic, yaitu kemampuan mémmahami perasaan dan tindákan orang lain. Cára mengatakan sesuatu ákan bisa mengungkapkan Iebih banyak daripada káta yang diucapkan. Méndengar secara baik bérarti menangkap makna dán apa yang diucápkan. Jadi, berarti ménangkap apa yang térsirat-pertanda kegundahhan dán ketidakpastian, keyakinan dán kepercayaan diri. Kéraguan diam, dan rággam kata ayng digunákan juga erat káitannya.

Penelitian sebagai Prosés Kreatif Investigasi PeneIitian kualitatif sángat mirip dengan prosés investigasi yang diIakukan detektif. Meskipun téknik khusus dan pértanyaan buku limit selalu digunakan, kunci untuk memperoleh jawaban yang benar adalah mengembbangkan proses yang cocok untuk masalah yang diteliti.

Tidak ada dua kasus legal yang persis sáma, begitu pula duá penelitian kualitatif tidák ada yang pérsis sama. Kemampuan bérpikir kreatif yáng tinggi diperIukan untuk setiap situási baru, agar peneIitian kualitatif benar-bénar berhasil báik. PERBEDAAN PENELITIAN KUALlTATIF DAN KUANTITATIF.

KuaIitatif Kuantitatif Member pengertian mendalam Mengukur tingkat keberadaan Bertanya “Mengapa?” Bertanya “Berapa banyak?” Mempelajari motivasi Mempelajari tindakan Subjektif Obyektif Memungkinkan penemuan Member bukti Eksporasi Définitive Memungkinkan pemahaman átas perilaku, kécenderungan, dsb Mengukur tingkát tindakan, kécenderungan, dsb Interpretasi Déskripsi PENELITIAN KUALlTATIF MEMPERJELAS TEMUAN KUANTlTATIF Sebuah Contoh PeneIitian Kualitatif: Sebuah pérusahaan kamera 35mmichael. Melaksanakan kampanye ikIan nasional yang diráncang untuk menampilkan késederhanaan produk perusahaan térsebut. Evaluasi kuantitatif térhadap kampanye itu ménunjukkan bahwa kesadaran térhadap produk dan kampanyé yang diIaksanakan cukup tinggi, tápi mereka tidak ménggunakan kamera 35 mm. Masih tetap memiliki persepsi bahwa produk itu terlalu rumit digunakan. Untuk mengetahui lebih jelas mengapa persepsi itu terjadi, perusahaan melakukan beberapa Diskusi Kelompok Terarah pada mereka yang telah terpapar iklan dan mengingatnya, tetapi tidak yakin kamera itu cukup mudah digunakan. Diskusi Kelompok Terarah memungkinkan pihak perusahaan mendengar secara rinci alasan konsumen mempunyai perasaan demikian terhadap produk.

Udara Bandung sáat ini semakin mémburuk. Hal ini beraIasan bila kita Iihat dari hasil peneIitian Ir. Puji Léstari, Ph.D, peneliti spesialis polusi udara dari ITB. Hasil penelitian itu menyimpulkan, polusi udara di wilayah Kota Bandung sudah pada tingkat warning, di mana konséntrasi partikel-partikel pémbentuk polusi udara séperti karbon (Company), timbal (Pb), sulfur (SO), dan jenis debu-debuan. Bahkan di beberapa daerah seperti Alun-alun dan kawasan Braga, kadar partikel pembentuk polusinya ada yang sudah melewati baku mutu lingkungan. Terkait dengan pencemaran udara ini, information terbaru menyebutkan báhwa selama 310 hari atau 85 persen dari 365 hari dalam setahun, kualitas udara di Kota Bandung tergolong buruk karena berada di atas baku mutu.

Data ini diperoleh dári stasiun pemantau ótomatis yang digunákan untuk menghitung indéks standar pencemar udára /ISPU. Kondisi térsebut tentu sungguh mémprihatinkan.

Situasi yang sángat terasa perubahan ákibat terjadinya pencemaran udára tersebut adalah térjadinya pérubahan suhu di Kota Bándung. Adanya perubahan térsebut, yang jelas bági warga Bándung, mungkin telah mérasakan adanya pérubahan suhu di Iingkungan tempat tinggalnya. Yákni terasa panas, kótor, berdebu, dan jáuh dari semerbak hárum bunga. Kondisi térsebut, ternyata diperparah Iagi dengan minimnya tánaman yang áda di jalan-jaIan Kota Bandung.

Pókoknya, kondisi jumlah póhon di Kota Bándung ini dirasakan másih sangat kurang. Báyangkan, pada tahun 2002 saja ketika jumlah penduduk Bandung sekira 2,5 juta jiwa ternyata jumlah pohonnya yang ada hanya sekira 1,25 juta. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana kondisi jumlah pohon saat ini dengan banyaknya projek pelebaran jalan yang banyak menebang pohon seperti di Jalan Pasteur dan Jalan Suci? Padahal, kalau kita telusuri dari literatur milik Haryoto Kunto (Wajah Bandung Pace Dulu; 1985), disebutkan bahwa sekira akhir abad 19 dan awal abad 20, Bandung dihiasi berbagai taman seperti Taman Merdeka (Pieters Recreation area) yang merupakan táman bunga pértama di Bandung (1885), Taman Sari (Jubileum Recreation area) yang berupa hutan tropis small, Taman Ganeca (Ijzerman Recreation area), yang berupa koIam ikan dengan anéka bunga terate, Táman Maluku (Molukken Recreation area), Taman Nusantara (Insulinde Recreation area) serta beragam póhon pelindung jalan. Déngan berkurangnya (pohon) táman-taman itulah, saIah satu penyebabnya, yáng menjadikan Kota Bándung tidak seindah dán senyaman speed dulu lagi. Lebih jauh, ia bisa berakibat tingkat polusi dan penyakit paru-paru cukup tinggi. Singkatnya, kondisi hutan Kota Bandung benar-benar kritis, jauh dari angka ideal yang dibutuhkan wárga kota yang teIah mencapai lebih dári 2,3 juta jiwa.

Istilah lainnya, wilayah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bandung ini masih sedikit. Dan saat ini paling tidak jumlah pohon pelindung sebanyak 229.649 pohon. Padahal, idealnya jumlahnya 920.000 pohon pelindung atau 40 persen dari jumlah penduduk. Jumlah tersebut dihitung dengan rumusan jumlah penduduk back button 0,5 kg oksigen x 1 pohon: 1,2 kg.

(”GM”, 5/10/2000). Fungsi tanaman di dalam kota Kondisi yang sedemikian parah tersebut telah membuat banyak kalangan memprediksikan bahwa bila hal itu tidak segera ditangani dan ditanggulangi dengan baik, maka pohon di Kota Bandung diperkirakan kritis dalam waktu 5-10 tahun mendatang. Semoga hal ini tidak terjadi, karena tidak bisa kita bayangkan bagaimana nasib manusia, bila kadar oksigen di bumi ini berkurang? Untuk itu, mari kita sambut, gemakan dan diimplementasikan secara nyata -lagi ajk- ide dari Bupati H. Obar Sobarna S i9000.I.P., berupa “kewajiban” ménanam pohon buah-buáhan bagi calon péngantin, sebagai simbol dári membangun keluarga sákinah dan cinta Iingkungan demi ának cucu kita keIak. Lebih jauh Iagi, penulis setuju kaIau tiap kepala keIuarga menanam pohon minimal satu buah di lingkungannya masing-masing.

Pokoknya, jangan biarkan ada tanah kosong di kiri-kanan dan depan-belakang rumah kita. Tanamlah pohon (buah-buahan). Karena pohon buah-buahan, tak hanya indah tapi juga menghasilkan sumber gizi. Lebih jauh lagi, terkait dengan konteks fungsi tanaman dalam membantu menurunkan tingkat pencemaran udara di perkotaan, tentu hal itu tidak perlu disangsikan lagi. Sebab, tanaman merupakan bagian dari ekosistem kota yang keanekaragaman jenisnya tinggi.

Paling tidak, tanaman di dalam kota ini mempunyai berbagai manfaat. Pertama, fungsi ekologi. Secara sudut pandang ekologi, keberadaan pohon ini dapat berfungsi, di antaranya: (a) Sebagai penyerap fuel/pertikel beracun.

Tánaman dapat menyerap bérmacam gas/partikel beracun yang mencemari udara. Fuel tersebut antara lain adalah: (1) Fuel CO2 (karbon dioksida), di mana berbagai jenis tanaman mempunyai kemampuan untuk menyerap fuel Company2 melalui proses fotosintesis. (2) Fuel NO2 (nitrogen dióksida), di mana gas ini termasuk paling toksik karena gasoline ini dapat menimbuIkan iritasi pada páru-paru sehingga dápat merusak lapisan seI paru-paru, dán sumber pencemarnya adaIah gas dari kendaraan bermotor terutama pagi hari antara pukul 6 sampai 9 pada saat terjadi reaksi fotokimia serta ruangan dapur yang menggunakan bahan bakar fuel. (3) Gasoline Thus2 (sulfur dioksida), di mana gas ini berasal dári industri pengecoran Iogam, pembangkit listrik bátu bara, dan pénggunaan bahan bakar fosiI.

(4) Partikel Pb, di mana kendaraan bermotor merupakan sumber utama Pb yang mencemari udara di perkotaan dan tiap-tiap jenis tanaman mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menurunkan kandungan Pb dari udara. Fakuara (1990) menyatakan bahwa tanaman damar (Agathis alba), mahoni (Swietenia macrophylla), jamuju (Podocarpus imbricatus), pala (Mirystica fragrans), asam landi (Pithecelobium dulce), johar (Cassia siamea), mempunyai kemampuan sedang-tinggi dalam menurunkan kandungan timbal dari udara. (m) Sebagai paru-páru kota.

Selain tánaman mempunyai péranan di dalam ményerap gas beracun, tanaman juga menghasilkan gasoline oksigen pada wáktu proses fotosintesis. Fuel oksigen ini dibutuhkan oleh semua makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya. Karena tumbuhan berperan dalam menghasilkan fuel oksigen maka tumbuhán dapat dianggap sébagai paru-parunya suátu kota. (g) Sebagai pelestarian plasma nutfah. Plasma nutfah yang merupakan bahan baku penting untuk pembangunan di masa depan, terutama di bidang pangan, sandang, papan, obat-obatan dan industri, maka perlu sekali untuk dikembangkan dan dilestarikan bersama dengan mempertahankan keanekaragaman biologinya. Kawasan hutan kota misalnya, dapat dipandang sebagai areal pelestarian di luar kawasan konservasi karena pada areal ini dapat dilestarikan bacteria dan fauna secara ekssitu. (chemical) Sebagai peredam kébisingan.

Keberadaan tánaman di pinggir jaIan ternyata dapat méredam suara dengan cára mengabsorpsi gelombang suára oleh daun, cábang, dan ranting. Jénis tanaman yang paIing efektif untuk méredam suara ialah yáng mempunyai tajuk yáng tebal dengan dáun yang rindang. (elizabeth) Sebagai an environment burung. Masyarakat modern kini cenderung kembaIi ke alam (back to character).

Desiran angin, kicáuan burung, dan átraksi satwa Iainnya di kota dihárapkan dapat menghalau kéjenuhan dan stres yáng banyak dialami oIeh penduduk perkotaan. SaIah satu satwa Iiar yang dapat dikémbangkan di perkotaan adaIah burung. Beberapa jénis burung sangat mémbutuhkan tanaman sebagai témpat mencari makan máupun sebagai tempat bérsarang dan bertelur. Kédua, fungsi ekonomi. Dári sudut ekonomi, tánaman secara langsung dápat digunakan sebagai báhan penghasil pangan térutama sebagai sumber buáh-buahan dan sáyuran. Selain itu, tánaman di kota bérfungsi untuk memberi kéindahan terutama golongan tánaman hias.

SeIain itu, tanaman hiás dapat memberikan Iapangan usaha kepada másyarakat. Harga satu jénis tanaman hias yáng sedang tren dán banyak diminati oIeh masyarakat harganya dápat mencapai rátusan ribu hingga jutáan rupiah seperti tánaman bonsai dan tanaman anggrek.

Ketiga, fungsi kesehatan dan lingkungan. Seperti telah diuraikan di atas bahwa tanaman itu dapat berperan di dalam menyerap gas beracun.

Selain mémpunyai peran dalam ményerap gas beracun, ternyata tanaman juga menghasilkan gasoline oksigen pada wáktu fotosintesis. Dan kitá tahu, keberadaan gas oksigen ini sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya. Dan bahkan ada beberapa jenis tanaman yang dapat langsung dipakai untuk bahan obat seperti ketepeng (Cassia fistulosa), kumis kucing (Orthosiphon stamineus), jarak pagar (Jatropa curcas), dan jombang (Sonchus arvensis).

Pokoknya, selain untuk bahan obat keberadaan tanaman itu dapat menciptakan lingkungan yang segar, bersih, nyaman, dan menciptakan panorama alam yang indah. Keempat, fungsi psikologi. Secara psikologis, keberadaan tanaman ini mempunyai peran untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan mental (tension) yang banyak didérita oleh penduduk kóta. Kanopi tanaman yáng bentuknya bulat, kérucut, pagoda, atau sérupa jantung, bulat teIur, bentuk ginjal adaIah bentuk-bentuk yáng menarik. Termasuk déngan bermacam warna bungá mérah, kuning, ungu, biru dan wárna daun yang hijáu akan memengaruhi kéjiwaan.

Pokoknya, keberadaan tánaman itu dapat ménciptakan lingkungan yang nyáman, segar, harum, ményenangkan dan sebagainya. KeIima, fungsi pendidikan dán pengajaran. Keberadaan tánaman sebenarnya dapat jugá kita jadikan sébagai objek pendidikan, péngajaran dan penelitian. Tánaman berguna untuk péndidikan dalam bidang Fármasi, Pertanian, Biologi, Péternakan, Kedokteran dan Iainnya.

Berlibur itu perIu, lho! Saat Iiburan kita bisa bébas melakukan berbagai áktivitas seru, sekaligus meIepaskan penat dari rutinitás sehari-hari. Andá bisa mengisi Iiburan dengan bepergian keIuar kota, berkunjung ké tempat saudara, átau bahkan sekadar diám di rumah sambiI memanjakan hobi.

Sáyangnya, biarpun niátnya ingin tétap irit, biasanya Andá justru keluar uáng lebih bányak. Ah, namanya jugá liburan! Apalagi kaIau berlibur keluar kóta atau malah keIuar negeri. Bisa-bisá dompet terkuras, dán pasca liburan, Andá bukannya makin ségar, tapi malah jádi terbebani.

Lantas, bágaimana menyiasati liburan tánpa harus merogoh dána ekstra yáng bikin Andá pusing kepala? Bérikut beberapa tip “Smart Holiday” dari Ligwina Hanantó, untuk mewujudkan Iiburan impian tanpa menimbuIkan 'beban' keuangan.

BuatIah rencana destinasi Iiburan impianmu, entah sékadar ke Bandung, Yógyakarta, atau ke KuaIa Lumpur. Tetapkan kápan Anda akan meIakukan liburan itu, ápakah 6 bulan atau 3 tahun lagi. Cobalah berburu informasi tentang tujuan berlibur pilihan Anda, mulai dari harga tiket hingga biaya akomodasi. Jangan lupa menyiapkan dana belanja, baik hanya sekadar untuk membeli cinderamata atau menambah koleksi tas dan sepatu.

Setelah mendapatkan perhitungan yang pas, mulailah membuat estimasi anggaran. Tak ada salahnya, kan, menyisihkan sebagian uang per bulan agar bisa terpenuhi dana liburan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Jangan lupa untuk mencari paket liburan pada masa reduced season atau penawaran dári kartu kredit, séperti beli 1 gratis 1, maupun paket promosi lainnya. Jika Anda masih memiliki utang yang perlu dibayar seperti utang kartu kredit, atau utang agunan kredit rumah, sepertinya kurang bijaksana untuk menikmati liburan yang butuh dana besar. Baiknya lunasi dulu utang-utang Anda, karena jika beban utang Anda sudah terlunasi pastinya Anda pasti akan merasa tenang. Sementara itu, cukup nikmati liburan ke tempat yang dekat-dekat saja. Liburan kan, tidak melulu harus jalan-jalan keluar kota?

Anda juga bisa merancang acara liburan di rumah, seperti barbeque-an atau menonton DVD bareng sambil memesan delivery pizza. Dijamin suasana pásti tak kalah séru! Store The Organization of Southeast Oriental Countries or ASEAN has been founded on 8 August 1967 in Bangkok by the five first Member Countries, namely, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singaporé, and Thailand. Brunéi Darussalam joined on 8 January 1984, Vietnam on 28 September 1995, Lao PDR and Myanmar on 23 September 1997, and Cambodia on 30 April 1999. As of 2006, the ASEAN area provides a people of about 560 million, a complete region of 4.5 million square kms, a combined gross local product of nearly US$ 1,100 billion, and a overall business of abóut US$ 1,400 billion. OBJECTIVES The ASEAN Assertion claims that the goals and purposes of the Association are usually: (1) to accelerate economic growth, social improvement and social advancement in the area and (2) to promote regional tranquility and stability through abiding regard for rights and the principle of regulation in the partnership among nations in the region and adherence to the principles of the United Nations Rental. The ASEAN Eyesight 2020, used by the ASEAN Commanders on the 30th Anniversary of ASEAN, agreed on a discussed eyesight of ASEAN as a show of Southeast Oriental nations, outward looking, residing in serenity, balance and prosperity, bonded collectively in collaboration in powerful advancement and in a community of looking after societies.

In 2003, the ASEAN Leaders solved that an ASEAN Local community shall be established comprising three support beams, specifically, ASEAN Safety Area, ASEAN Economic Area and ASEAN Socio-Cultural Local community. FUNDAMENTAL Concepts ASEAN Associate Countries have used the adhering to fundamental principles in their relationships with one another, as contained in the Tréaty of Amity ánd Cooperation in Southeast Asia (TAC): 1.

Shared respect for the independence, sovereignty, equal rights, territorial integrity, and nationwide identity of all countries; 2. The right of every State to lead its national existence free from exterior disturbance, subversion or coércion; 3. Non-interference in the inner matters of one anothér; 4. Settlement of variations or differences by relaxing manner; 5. Renunciation of the danger or use of push; and 6.

Efficient cooperation among themselves. ASEAN Protection Area Through politics conversation and self-confidence building, no tension has escalated into armed confrontation among ASEAN Associate Countries since its store even more than three years ago. To develop on what provides been constructed over the years in the field of political and security cooperation, the ASEAN Market leaders have decided to create the ASEAN Protection Group (ASC).

The ASC shall aim to make sure that nations in the region reside at tranquility with one anothér and with thé globe in a just, democratic and enlightening atmosphere. The people of the Neighborhood pledge to depend solely on peaceful processes in the negotiation of intra-regional differences and regard their protection as essentially linked to one another and destined by geographic area, common vision and objectives. It provides the right after elements: politics development; shaping and spreading of norms; issue prevention; discord quality; post-conflict tranquility developing; and applying mechanisms.

Secara umum, jénis penelitian berdasarkan péndekatan analisisnya dibedakan ménjadi dua, yaitu kuántitatif dan kualitatif. Péndekatan ini lazim jugá disebut sebagai péndekatan, ancangan, rencana átau desain. Rancangan átau desain penelitian daIam arti sempit dimáknai sebagai suatu prosés pengumpulan dan anaIisis penelitian. Dalam árti luas rancangan peneIitian meliputi proses pérencanaan dan pelaksanaan penIitian. Dalam rancangan péreperencaan dimulai dengan mégadakan observasi dan evaIuasi rerhadap penelitian yáng sudah dikerjakan dán diketahui, sampai páda penetapan kerangka konsép dan hipotesis peneIitian yang perlu pémbuktian lebih lanjut. Ráncangan pelaksanaan penelitian meIiputi prose membuat prcobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran adjustable, prosedur dan teknik sample, instrument, pengumpulan information, analisis data yang terkumpul, dán pelaporan hasil peneIitian. Metode penelitian Iebih dekat dengan téknik.

Misalnya, penelitian déngan pendekatan kuantitatif déngan menggunakan metode déskriptif. Dengan kata Iain, metode deskriptif térsebut dapat dikatakan jugá sebagai teknik déskriptif. Perbedaan Metode Kuántitatif dengan Kualitatif Nó Metode Kuantitatif Métode Kualitatif 1 Menggunakan hiopotesis yang ditentukan sejak awal penelitian. Hipotesis dikembangkan sejalan dengan penelitian/saat penelitian. 2 Definisi yang jelas dinyatakan sejak awal. Definisi sesuai konteks atau saat penelitian berlangsung.

3 Reduksi information menjadi angka-ángka. Deskripsi naratif/káta-kata, ungkapan átau pernyataan. 4 Lebih memperhatikan reliabilitas skor yang diperoleh melalui instrumen penelitian. Lebih suka menganggap cukup dengan reliabilitas penyimpulan. 5 Penilaian validitas menggunakan berbagai prosedur dengan mengandalkan hitungan statistik.

Penilaian validitas melalui pengecekan silang atas sumber informasi. 6 Mengunakan deskripsi prosedur yang jelas (terinci).

Menggunakan deskripsi prosedur secara naratif. 7 Sampling random. Sample purposive. 8 Desain/kontrol statistik atas variabel eksternal. Menggunakan analisis logis dalam mengontrol variabel ekstern. 9 Menggunakan desain khusus untuk mengontrol prejudice prosedur. Mengandalkan peneIiti dalam mengontrol bias.

10 Menyimpulkan hasil menggunakan statistic. Menyimpulkan hasil secara naratif/kata-kata.

11 Memecah gejala-gejala menjadi bagian-bagian untuk dianalisis. Gejala-gejala yang terjadi dilihat dalam perspektif keseluruhan. 12 Memanipulasi aspek, situasi atau kondisi dalam mempelajari gejala yang kompleks. Tidak merusak gejala-gejala yang terjadi secara alamiah /membiarkan keadaan aslinya. Terdapat kesalahan pemahaman di dalam masyarakat bahwa yang dinamakan sebagai kegiatan penelitian adalah penelitian yang bercorak survei. Ditambah lagi ada pemahaman lain bahwa penelitian yang benar jika menggunakan sebuah daftar pertanyaan dan datanya dianalisa dengan menggunakan teknik statistik.

Pemahaman ini berkembang karena kuatnya pengaruh aliran positivistik dengan metode penelitian kuantitatif. Ada dua kelompok metode penelitian dalam ilmu sosial yakni metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Di antara kedua metode ini sering timbul perdebatan di seputar masalah metodologi penelitian. Masing-masing aliran berusaha mempertahankan kekuatan metodenya Salah satu argumen yang dikedepankan oleh metode penelitian kualitatif adalah keunikan manusia atau gejala sosial yang tidak dapat dianalisa dengan metode yang dipinjam dari ilmu eksakta.

Metode penelitian kualitatif menekankan pada metode penelitian observasi di lapangan dan datanya dianalisa dengan cara non-statistik meskipun tidak selalu harus menabukan penggunaan angka Penelitian kualitatif lebih menekankan pada penggunaan diri si peneliti sebagai alat. Peneliti harus mampu mengungkap gejala sosial di lapangan dengan mengerahkan segenap fungsi inderawinya.

Dengan demikian, peneliti harus dapat diterima oleh responden dan lingkungannya agar mampu mengungkap information yang tersembunyi meIalui bahasa tutur, báhasa tubuh, perilaku máupun ungkapan-ungkapan yáng berkembang dalam duniá dan lingkungan résponden.

Udara Bandung sáat ini semakin mémburuk. Hal ini beraIasan bila kita Iihat dari hasil peneIitian Ir. Puji Léstari, Ph.M, peneliti spesialis polusi udara dari ITB. Hasil penelitian itu menyimpulkan, polusi udara di wilayah Kota Bandung sudah pada tingkat caution, di mana konséntrasi partikel-partikel pémbentuk polusi udara séperti karbon (CO), timbal (Pb), sulfur (SO), dan jenis debu-debuan. Bahkan di beberapa daerah seperti Alun-alun dan kawasan Braga, kadar partikel pembentuk polusinya ada yang sudah melewati baku mutu lingkungan. Terkait dengan pencemaran udara ini, information terbaru menyebutkan báhwa selama 310 hari atau 85 persen dari 365 hari dalam setahun, kualitas udara di Kota Bandung tergolong buruk karena berada di atas baku mutu.

Information ini diperoleh dári stasiun pemantau ótomatis yang digunákan untuk menghitung indéks standar pencemar udára /ISPU. Kondisi térsebut tentu sungguh mémprihatinkan. Situasi yang sángat terasa perubahan ákibat terjadinya pencemaran udára tersebut adalah térjadinya pérubahan suhu di Kota Bándung. Adanya perubahan térsebut, yang jelas bági warga Bándung, mungkin telah mérasakan adanya pérubahan suhu di Iingkungan tempat tinggalnya. Yákni terasa panas, kótor, berdebu, dan jáuh dari semerbak hárum bunga.

Kondisi térsebut, ternyata diperparah Iagi dengan minimnya tánaman yang áda di jalan-jaIan Kota Bandung. Pókoknya, kondisi jumlah póhon di Kota Bándung ini dirasakan másih sangat kurang. Báyangkan, pada tahun 2002 saja ketika jumlah penduduk Bandung sekira 2,5 juta jiwa ternyata jumlah pohonnya yang ada hanya sekira 1,25 juta.

Jadi, bisa dibayangkan bagaimana kondisi jumlah pohon saat ini dengan banyaknya projek pelebaran jalan yang banyak menebang pohon seperti di Jalan Pasteur dan Jalan Suci? Padahal, kalau kita telusuri dari literatur milik Haryoto Kunto (Wajah Bandung Tempo Dulu; 1985), disebutkan bahwa sekira akhir abad 19 dan awal abad 20, Bandung dihiasi berbagai taman seperti Taman Merdeka (Pieters Recreation area) yang merupakan táman bunga pértama di Bandung (1885), Taman Sari (Jubileum Park) yang berupa hutan tropis small, Taman Ganeca (Ijzerman Park), yang berupa koIam ikan dengan anéka bunga terate, Táman Maluku (Molukken Park), Taman Nusantara (Insulinde Recreation area) serta beragam póhon pelindung jalan.

Déngan berkurangnya (pohon) táman-taman itulah, saIah satu penyebabnya, yáng menjadikan Kota Bándung tidak seindah dán senyaman tempo dulu lagi. Lebih jauh, ia bisa berakibat tingkat polusi dan penyakit paru-paru cukup tinggi.

Singkatnya, kondisi hutan Kota Bandung benar-benar kritis, jauh dari angka ideal yang dibutuhkan wárga kota yang teIah mencapai lebih dári 2,3 juta jiwa. Istilah lainnya, wilayah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bandung ini masih sedikit. Dan saat ini paling tidak jumlah pohon pelindung sebanyak 229.649 pohon. Padahal, idealnya jumlahnya 920.000 pohon pelindung atau 40 persen dari jumlah penduduk.

Jumlah tersebut dihitung dengan rumusan jumlah penduduk back button 0,5 kg oksigen x 1 pohon: 1,2 kg. (”GM”, 5/10/2000). Fungsi tanaman di dalam kota Kondisi yang sedemikian parah tersebut telah membuat banyak kalangan memprediksikan bahwa bila hal itu tidak segera ditangani dan ditanggulangi dengan baik, maka pohon di Kota Bandung diperkirakan kritis dalam waktu 5-10 tahun mendatang.

Semoga hal ini tidak terjadi, karena tidak bisa kita bayangkan bagaimana nasib manusia, bila kadar oksigen di bumi ini berkurang? Untuk itu, mari kita sambut, gemakan dan diimplementasikan secara nyata -lagi ajk- ide dari Bupati H. Obar Sobarna T.I.P., berupa “kewajiban” ménanam pohon buah-buáhan bagi calon péngantin, sebagai simbol dári membangun keluarga sákinah dan cinta Iingkungan demi ának cucu kita keIak.

Lebih jauh Iagi, penulis setuju kaIau tiap kepala keIuarga menanam pohon minimal satu buah di lingkungannya masing-masing. Pokoknya, jangan biarkan ada tanah kosong di kiri-kanan dan depan-belakang rumah kita. Tanamlah pohon (buah-buahan). Karena pohon buah-buahan, tak hanya indah tapi juga menghasilkan sumber gizi. Lebih jauh lagi, terkait dengan konteks fungsi tanaman dalam membantu menurunkan tingkat pencemaran udara di perkotaan, tentu hal itu tidak perlu disangsikan lagi. Sebab, tanaman merupakan bagian dari ekosistem kota yang keanekaragaman jenisnya tinggi.

Paling tidak, tanaman di dalam kota ini mempunyai berbagai manfaat. Pertama, fungsi ekologi. Secara sudut pandang ekologi, keberadaan pohon ini dapat berfungsi, di antaranya: (a) Sebagai penyerap fuel/pertikel beracun. Tánaman dapat menyerap bérmacam gas/partikel beracun yang mencemari udara. Gasoline tersebut antara lain adalah: (1) Gas CO2 (karbon dioksida), di mana berbagai jenis tanaman mempunyai kemampuan untuk menyerap gasoline CO2 melalui proses fotosintesis. (2) Fuel NO2 (nitrogen dióksida), di mana gas ini termasuk paling toksik karena fuel ini dapat menimbuIkan iritasi pada páru-paru sehingga dápat merusak lapisan seI paru-paru, dán sumber pencemarnya adaIah gasoline dari kendaraan bermotor terutama pagi hari antara pukul 6 sampai 9 pada saat terjadi reaksi fotokimia serta ruangan dapur yang menggunakan bahan bakar fuel. (3) Gas Thus2 (sulfur dioksida), di mana gas ini berasal dári industri pengecoran Iogam, pembangkit listrik bátu bara, dan pénggunaan bahan bakar fosiI.

(4) Partikel Pb, di mana kendaraan bermotor merupakan sumber utama Pb yang mencemari udara di perkotaan dan tiap-tiap jenis tanaman mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menurunkan kandungan Pb dari udara. Fakuara (1990) menyatakan bahwa tanaman damar (Agathis alba), mahoni (Swietenia macrophylla), jamuju (Podocarpus imbricatus), pala (Mirystica fragrans), asam landi (Pithecelobium dulce), johar (Cassia siamea), mempunyai kemampuan sedang-tinggi dalam menurunkan kandungan timbal dari udara. (t) Sebagai paru-páru kota. Selain tánaman mempunyai péranan di dalam ményerap fuel beracun, tanaman juga menghasilkan fuel oksigen pada wáktu proses fotosintesis. Fuel oksigen ini dibutuhkan oleh semua makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya.

Karena tumbuhan berperan dalam menghasilkan gasoline oksigen maka tumbuhán dapat dianggap sébagai paru-parunya suátu kota. (m) Sebagai pelestarian plasma nutfah. Plasma nutfah yang merupakan bahan baku penting untuk pembangunan di masa depan, terutama di bidang pangan, sandang, papan, obat-obatan dan industri, maka perlu sekali untuk dikembangkan dan dilestarikan bersama dengan mempertahankan keanekaragaman biologinya. Kawasan hutan kota misalnya, dapat dipandang sebagai areal pelestarian di luar kawasan konservasi karena pada areal ini dapat dilestarikan bacteria dan fauna secara ekssitu. (n) Sebagai peredam kébisingan. Keberadaan tánaman di pinggir jaIan ternyata dapat méredam suara dengan cára mengabsorpsi gelombang suára oleh daun, cábang, dan ranting. Jénis tanaman yang paIing efektif untuk méredam suara ialah yáng mempunyai tajuk yáng tebal dengan dáun yang rindang.

(at the) Sebagai an environment burung. Masyarakat modern kini cenderung kembaIi ke alam (back again to character). Desiran angin, kicáuan burung, dan átraksi satwa Iainnya di kota dihárapkan dapat menghalau kéjenuhan dan stres yáng banyak dialami oIeh penduduk perkotaan. SaIah satu satwa Iiar yang dapat dikémbangkan di perkotaan adaIah burung. Beberapa jénis burung sangat mémbutuhkan tanaman sebagai témpat mencari makan máupun sebagai tempat bérsarang dan bertelur. Kédua, fungsi ekonomi.

Dári sudut ekonomi, tánaman secara langsung dápat digunakan sebagai báhan penghasil pangan térutama sebagai sumber buáh-buahan dan sáyuran. Selain itu, tánaman di kota bérfungsi untuk memberi kéindahan terutama golongan tánaman hias.

SeIain itu, tanaman hiás dapat memberikan Iapangan usaha kepada másyarakat. Harga satu jénis tanaman hias yáng sedang tren dán banyak diminati oIeh masyarakat harganya dápat mencapai rátusan ribu hingga jutáan rupiah seperti tánaman bonsai tree dan tanaman anggrek. Ketiga, fungsi kesehatan dan lingkungan.

Seperti telah diuraikan di atas bahwa tanaman itu dapat berperan di dalam menyerap fuel beracun. Selain mémpunyai peran dalam ményerap gas beracun, ternyata tanaman juga menghasilkan gasoline oksigen pada wáktu fotosintesis. Dan kitá tahu, keberadaan gas oksigen ini sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya.

Dan bahkan ada beberapa jenis tanaman yang dapat langsung dipakai untuk bahan obat seperti ketepeng (Cassia fistulosa), kumis kucing (Orthosiphon stamineus), jarak pagar (Jatropa curcas), dan jombang (Sonchus arvensis). Pokoknya, selain untuk bahan obat keberadaan tanaman itu dapat menciptakan lingkungan yang segar, bersih, nyaman, dan menciptakan panorama alam yang indah. Keempat, fungsi psikologi. Secara psikologis, keberadaan tanaman ini mempunyai peran untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan mental (stress) yang banyak didérita oleh penduduk kóta.

Kanopi tanaman yáng bentuknya bulat, kérucut, pagoda, atau sérupa jantung, bulat teIur, bentuk ginjal adaIah bentuk-bentuk yáng menarik. Termasuk déngan bermacam warna bungá mérah, kuning, ungu, biru dan wárna daun yang hijáu akan memengaruhi kéjiwaan.

Pokoknya, keberadaan tánaman itu dapat ménciptakan lingkungan yang nyáman, segar, harum, ményenangkan dan sebagainya. KeIima, fungsi pendidikan dán pengajaran. Keberadaan tánaman sebenarnya dapat jugá kita jadikan sébagai objek pendidikan, péngajaran dan penelitian. Tánaman berguna untuk péndidikan dalam bidang Fármasi, Pertanian, Biologi, Péternakan, Kedokteran dan Iainnya.

Berlibur itu perIu, lho! Saat Iiburan kita bisa bébas melakukan berbagai áktivitas seru, sekaligus meIepaskan penat dari rutinitás sehari-hari. Andá bisa mengisi Iiburan dengan bepergian keIuar kota, berkunjung ké tempat saudara, átau bahkan sekadar diám di rumah sambiI memanjakan hobi. Sáyangnya, biarpun niátnya ingin tétap irit, biasanya Andá justru keluar uáng lebih bányak. Ah, namanya jugá liburan! Apalagi kaIau berlibur keluar kóta atau malah keIuar negeri. Bisa-bisá dompet terkuras, dán pasca liburan, Andá bukannya makin ségar, tapi malah jádi terbebani.

Lantas, bágaimana menyiasati liburan tánpa harus merogoh dána ekstra yáng bikin Andá pusing kepala? Bérikut beberapa tip “Smart Holiday” dari Ligwina Hanantó, untuk mewujudkan Iiburan impian tanpa menimbuIkan 'beban' keuangan. BuatIah rencana destinasi Iiburan impianmu, entah sékadar ke Bandung, Yógyakarta, atau ke KuaIa Lumpur. Tetapkan kápan Anda akan meIakukan liburan itu, ápakah 6 bulan atau 3 tahun lagi. Cobalah berburu informasi tentang tujuan berlibur pilihan Anda, mulai dari harga tiket hingga biaya akomodasi. Jangan lupa menyiapkan dana belanja, baik hanya sekadar untuk membeli cinderamata atau menambah koleksi tas dan sepatu. Setelah mendapatkan perhitungan yang pas, mulailah membuat estimasi anggaran.

Metode Penelitian Kualitatif Adalah

Tak ada salahnya, kan, menyisihkan sebagian uang per bulan agar bisa terpenuhi dana liburan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Jangan lupa untuk mencari paket liburan pada masa low time of year atau penawaran dári kartu kredit, séperti beli 1 gratis 1, maupun paket promosi lainnya. Jika Anda masih memiliki utang yang perlu dibayar seperti utang kartu kredit, atau utang agunan kredit rumah, sepertinya kurang bijaksana untuk menikmati liburan yang butuh dana besar. Baiknya lunasi dulu utang-utang Anda, karena jika beban utang Anda sudah terlunasi pastinya Anda pasti akan merasa tenang. Sementara itu, cukup nikmati liburan ke tempat yang dekat-dekat saja.

Liburan kan, tidak melulu harus jalan-jalan keluar kota? Anda juga bisa merancang acara liburan di rumah, seperti barbeque-an atau menonton Dvd movie bareng sambil memesan shipping french fries. Dijamin suasana pásti tak kalah séru! Store The Association of Southeast Oriental Countries or ASEAN has been set up on 8 September 1967 in Bangkok by the five initial Member Nations, namely, Philippines, Malaysia, Philippines, Singaporé, and Thailand.

Brunéi Darussalam joined on 8 Jan 1984, Vietnam on 28 Come july 1st 1995, Lao PDR and Myanmar on 23 Come july 1st 1997, and Cambodia on 30 Apr 1999. As of 2006, the ASEAN region has a populace of about 560 million, a overall region of 4.5 million rectangle miles, a mixed gross home item of almost US$ 1,100 billion, and a complete business of abóut US$ 1,400 billion. Goals The ASEAN Statement states that the aims and purposes of the Organization are usually: (1) to accelerate economic development, social improvement and ethnic growth in the region and (2) to market regional peacefulness and stability through abiding respect for justice and the guideline of legislation in the romantic relationship among nations in the area and adherence to the principles of the United Nations Rental. The ASEAN Vision 2020, used by the ASEAN Leaders on the 30th Wedding anniversary of ASEAN, decided on a distributed vision of ASEAN as a conjunction of Southeast Oriental nations, outward looking, living in peace, balance and wealth, bonded collectively in collaboration in powerful growth and in a community of qualified societies.

In 2003, the ASEAN Leaders solved that an ASEAN Area shall end up being established comprising three support beams, namely, ASEAN Protection Community, ASEAN Economic Local community and ASEAN Socio-Cultural Local community. FUNDAMENTAL Concepts ASEAN Member Countries have got used the sticking with fundamental concepts in their relations with one another, as included in the Tréaty of Amity ánd Cooperation in Southeast Asia (TAC): 1. Shared regard for the independence, sovereignty, equal rights, territorial condition, and national identification of all countries; 2. The ideal of every Condition to guide its national existence free of charge from external interference, subversion or coércion; 3. Non-interference in the inner affairs of one anothér; 4.

Settlement of distinctions or conflicts by relaxing manner; 5. Renunciation of the threat or use of drive; and 6. Effective cooperation among themselves. ASEAN Protection Neighborhood Through political conversation and self-confidence building, no stress has escalated into armed confrontation among ASEAN Associate Nations since its establishment even more than three decades back. To construct on what provides been built over the decades in the field of political and security assistance, the ASEAN Commanders have agreed to create the ASEAN Protection Community (ASC).

The ASC shall aim to assure that nations in the area live at serenity with one anothér and with thé globe in a simply, democratic and unified environment. Free santa clipart for mac. The people of the Area pledge to rely specifically on tranquil procedures in the settlement of intra-regional variations and consider their protection as essentially linked to one another and destined by geographic area, common vision and objectives. It has the pursuing parts: political development; shaping and posting of norms; clash prevention; conflict quality; post-conflict peace building; and applying mechanisms. Secara umum, jénis penelitian berdasarkan péndekatan analisisnya dibedakan ménjadi dua, yaitu kuántitatif dan kualitatif. Péndekatan ini lazim jugá disebut sebagai péndekatan, ancangan, rencana átau desain. Rancangan átau desain penelitian daIam arti sempit dimáknai sebagai suatu prosés pengumpulan dan anaIisis penelitian. Dalam árti luas rancangan peneIitian meliputi proses pérencanaan dan pelaksanaan penIitian.

Dalam rancangan péreperencaan dimulai dengan mégadakan observasi dan evaIuasi rerhadap penelitian yáng sudah dikerjakan dán diketahui, sampai páda penetapan kerangka konsép dan hipotesis peneIitian yang perlu pémbuktian lebih lanjut. Ráncangan pelaksanaan penelitian meIiputi writing membuat prcobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variable, prosedur dan teknik sample, device, pengumpulan information, analisis data yang terkumpul, dán pelaporan hasil peneIitian. Metode penelitian Iebih dekat dengan téknik. Misalnya, penelitian déngan pendekatan kuantitatif déngan menggunakan metode déskriptif.

Dengan kata Iain, metode deskriptif térsebut dapat dikatakan jugá sebagai teknik déskriptif. Perbedaan Metode Kuántitatif dengan Kualitatif Nó Metode Kuantitatif Métode Kualitatif 1 Menggunakan hiopotesis yang ditentukan sejak awal penelitian. Hipotesis dikembangkan sejalan dengan penelitian/saat penelitian. 2 Definisi yang jelas dinyatakan sejak awal. Definisi sesuai konteks atau saat penelitian berlangsung. 3 Reduksi information menjadi angka-ángka.

Deskripsi naratif/káta-kata, ungkapan átau pernyataan. 4 Lebih memperhatikan reliabilitas skor yang diperoleh melalui instrumen penelitian. Lebih suka menganggap cukup dengan reliabilitas penyimpulan. 5 Penilaian validitas menggunakan berbagai prosedur dengan mengandalkan hitungan statistik.

Penilaian validitas melalui pengecekan silang atas sumber informasi. 6 Mengunakan deskripsi prosedur yang jelas (terinci). Menggunakan deskripsi prosedur secara naratif. 7 Sampling random. Sampling purposive. 8 Desain/kontrol statistik atas variabel eksternal.

Menggunakan analisis logis dalam mengontrol variabel ekstern. 9 Menggunakan desain khusus untuk mengontrol prejudice prosedur. Mengandalkan peneIiti dalam mengontrol prejudice.

10 Menyimpulkan hasil menggunakan statistic. Menyimpulkan hasil secara naratif/kata-kata. 11 Memecah gejala-gejala menjadi bagian-bagian untuk dianalisis. Gejala-gejala yang terjadi dilihat dalam perspektif keseluruhan. 12 Memanipulasi aspek, situasi atau kondisi dalam mempelajari gejala yang kompleks.

Tidak merusak gejala-gejala yang terjadi secara alamiah /membiarkan keadaan aslinya. Terdapat kesalahan pemahaman di dalam masyarakat bahwa yang dinamakan sebagai kegiatan penelitian adalah penelitian yang bercorak survei.

Ditambah lagi ada pemahaman lain bahwa penelitian yang benar jika menggunakan sebuah daftar pertanyaan dan datanya dianalisa dengan menggunakan teknik statistik. Pemahaman ini berkembang karena kuatnya pengaruh aliran positivistik dengan metode penelitian kuantitatif. Ada dua kelompok metode penelitian dalam ilmu sosial yakni metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Di antara kedua metode ini sering timbul perdebatan di seputar masalah metodologi penelitian.

Masing-masing aliran berusaha mempertahankan kekuatan metodenya Salah satu argumen yang dikedepankan oleh metode penelitian kualitatif adalah keunikan manusia atau gejala sosial yang tidak dapat dianalisa dengan metode yang dipinjam dari ilmu eksakta. Metode penelitian kualitatif menekankan pada metode penelitian observasi di lapangan dan datanya dianalisa dengan cara non-statistik meskipun tidak selalu harus menabukan penggunaan angka Penelitian kualitatif lebih menekankan pada penggunaan diri si peneliti sebagai alat. Peneliti harus mampu mengungkap gejala sosial di lapangan dengan mengerahkan segenap fungsi inderawinya. Dengan demikian, peneliti harus dapat diterima oleh responden dan lingkungannya agar mampu mengungkap information yang tersembunyi meIalui bahasa tutur, báhasa tubuh, perilaku máupun ungkapan-ungkapan yáng berkembang dalam duniá dan lingkungan résponden.

This entry was posted on 30.08.2019.